Kamis, 04 Februari 2016

Let's Play Taiko : Pengalaman Latihan Pertama

Alohaaa~ ada yang kangen kah sama Imasuu~ di sini?? (all: nggak adaaa!)

Sesuai janji di postingan sebelumnya, aku mau sharing tentang pengalamanku di klub taiko nih. Hmm, ini semua awalnya saat aku masuk universitas swasta  jurusan Sastra Jepang beberapa tahun yang lalu. Seperti di kampus-kampus lain, di kampusku juga ada masa orientasi siswa (atau yang sering disingkat MOS). Kalau di kampus lain MOS masanya "dikerjain" kakak kelas, di kampusku masa ini dipakai untuk perkenalan. Mulai dari perkenalan kampus, dosen, sampai beradaptasi dengan materi kuliah. Nggak ketinggalan juga, yaitu demo klub jurusan! Waktu itu pilihannya nggak sebanyak sekarang, cuma ada Odori Club, Tezukuri Club, dan Taiko Club.

Singkatnya, pada saat diberi formulir pendaftaran aku memilih Taiko Club dengan alasan banyak temen-temen yang daftar klub ini. Tapi, setelah dijalanin latihan pertama ternyata memang seru. Walau sebagai gantinya, badan plus tangan dan kaki pegel-pegel sampai 3 hari, karena latihan gerakan dasar dan membiasakan berdiri dengan posisi kuda-kuda. Auuh, capek banget dah pokoknya!

Eits, tapi aku tetep rajin ikut latihan seterusnya, kok. Sayangnya, hal itu nggak berlaku buat temenku lainnya. Mungkin, karena latihan yang cukup berat inilah beberapa memutuskan untuk merubah klub pilihan mereka. Sedih sih, tapi mau gimana lagi... :(


Di Taiko Club yang nama official-nya Kinryuuzakura Taiko (disingkat KRZT) ini, selain diajarkan oleh Rani-sensei sang pelatih, kita juga diajarkan oleh senpai-tachi, lho. Dan senpai-tachi yang ngajarin waktu semester 1-3 itu memang kumpulan orang yang suka nge-troll. Komplit dah, pokoknya. Apalagi kalau latihannya udah masuk lagu. Wuiih, berasa keren gimanaa gituuu...

Jadi, dari pengalamanku jangan gampang menyerah dulu, siapa tahu malah kecantol sama hal yang satu ini. Tapi, kalau memang setelah latihan beberapa kali tetep nggak dapat feel-nya, mungkin taiko bukan klub yang sesuai dengan kepribadian kita.

Hmm, kayanya sampai di sini dulu postingan kali ini. Hayoo, jadi gimana masih tertarik?? Atau jadi ragu-ragu?? Silahkan dipikirkan, douzo~ :)

Selasa, 02 Februari 2016

Let's Play Taiko!



Ayo, di sini siapa yang suka ikut kegiatan klub atau ekskul yang enerjik di sekolahnya?? Atau ada yang pernah main permainan Taiko no Tatsujin?? Kalau belum, sama aku juga belum. XD *plak!*

Ma-Maksud aku, kalau yang pernah main, pasti akan tertarik sama kegiatan klub yang satu ini, karena ini memang versi aslinya dari permainan tersebut. Yapp, namanya Taiko. Ta-i-ko. (diulang biar greget (?))



Ohh, iya hampir lupa *tepok jidat*. Buat yang belum tahu taiko itu apa, tenang aja aku bakal jelasin sedikit kok. Taiko itu sejenis alat musik tradisional  berbentuk drum dari negeri matahari. Itu lho, drum besar yang dipakai saat bon no odori di festival Jepang. Atau kalau mau tahu lebih jelasnya silahkan googling sendiri. *slapped* Bo'ong ding, aku jelasin dikit kok tapi yang setahu aku aja, jadi kalau ada yang salah mohon maafin ya.

Seperti yang udah aku jelaskan, kalau permainan taiko ini dipakai saat festival. Ini dikarenakan musik yang dihasilkan bersifat penyemangat, walau sebelumnya digunakan sebagai motivasi saat perang zaman dulu, sehingga sering dipakai untuk pembuka ataupun penutup suatu acara. Apalagi di festival Jepang, permainan taiko biasanya ditandai dengan mulainya puncak acara. Nggak mengherankan banyak pengunjung yang menantikan permainan ini, selain acara kembang api tentunya.



Selanjutnya, aku akan menjelaskan instrumen yang digunakan pada taiko. Pertama-tama, taiko itu ada beberapa macam ukuran. Ada yang kecil, sedang, dan besar. Selain ukuran posisi saat memainkan taiko juga ada beberapa cara. Contohnya, untuk ukuran kecil posisi taiko-nya bisa digendong menggunakan tali atau diletakan di standing (penyanggah) taiko; untuk ukuran sedang biasanya taiko diletakan tanpa standing maupun menggunakan standing yang membuat posisi taiko miring; terakhir untuk ukuran besar akan menggunakan standing khusus yang terlihat seperti penyanggah bedug.


Kedua, yang nggak ketinggalan, yaitu pemukul taiko yang disebut dengan bachi (inget, 'ya bachi bukan banci!). Bentuk bachi ini adalah sepasang pemukul kayu yang cukup panjang dan berdiameter kurang lebih selebar uang koin lima ratus. Cara memegangnya pun nggak bisa sembarang. Hal pertama yang perlu diingat saat memegang bachi yaitu jempol nggak boleh di luar, maksudnya jempolnya berada di samping seperti saat mengepal. Soalnya kalau nggak benar caranya, yang ada jari kalian bisa keseleo atau yang amit-amit bisa retak, hiii...

Yang terakhir, pakaian. Pakaian yang digunakan untuk taiko biasanya terdiri dari happi, obi (sabuk), dan hachimaki (ikat kepala). Untuk yang satu ini berbeda-beda baik bentuk, warna, maupun coraknya, ini dikarenakan untuk membedakan antara satu grup taiko dengan yang lain.

Bagaimana, tertarik?? Kalau yang tertarik buat gampangnya silahkan mencoba permainan Taiko no Tatsujin di arena permainan di sekitar kalian. Dan kalau masih ada yang masih penasaran dengan taiko tunggu postingan-postingan berikutnya mengenai pengalaman pribadiku di klub taiko, 'kay?

So, stay tune~ And bye-bye~ :3


Popular posts